21 April 2009

Ketika Iblis Membentangkan Sajadah

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.
Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. “ Hai, Blis! “ , panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : “ Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini! “ , jawab Iblis ketus.“ Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti! “ , Kiai mencoba mengusir.“ Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru “ . Kiai tercenung.“ Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu “ .“ Dengan apa? ““ Dengan sajadah! ““ Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis? ““ Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar! ““ Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis? ““ Bukan itu saja Kiai... ““ Lalu? ““ Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar ““ Untuk apa? ““ Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah “ .Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.Keduanya masih melakukan sholat sunnah.“ Nah, lihat itu Kiai! “ , Iblis memulai dialog lagi.“ Yang mana? ““ Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka “ .Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat.Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. “ Astaghfirullahal adziiiim “ , ujar sang Kiai pelan.

Detik-detik penentuan nasib peserta didik Ujian Nasional 2009

Sumber : http://hadagomes.wordpress.com/

UN 2009, Penentuan nasib anak-anak didik

Ujian Nasional Tahun Ajaran 2008/2009 merupakan penentuan kualitas pendidikan sekolah itu sendiri begitu juga standar jumlah kelulusan peserta didik. Standar kelulusan UN 2009 naik menjadi 5,50 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga ini membuat sekolah sangat kentir-kentir kalau peserta didik Nya sampai tidak lulusan. Berkaitan dengan ini beberapa sekolah-sekolah mempunyai jurus-jurus tersendiri untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mengerjakan soal-soal UN 2009 seperti tambahan jam pelajaran khusus untuk bidang studi UN dan mengadakan pelatihan Spiritual Emotional/renungan malam yang diharapkan agar siswa-siswi dapat mengikuti UN dengan sukses.
Berkaitan dengan standar kelulusan 5,50 yang ditetapkan oleh Mendiknas merupakan hal yang harga mati tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh siapapun. Walaupun berbagai macam protes dari : kalangan pengusaha, pendidik, senior pendidik, komite sekolah, dewan pendidikan,universitas, perduli pendidikan maupun masyarakat umum menilai bahwa penentuan nasib peserta anak didik hanya ditentukan 4 hari atau 3 bidang studi UN atau 6 bidang studi.
Oleh karenanya, baik sekolah maupun orangtua/walimurid tetap bersemangat untuk memberi dorongan kepada anak didik agar belajar dengan tekun,rajin untuk menghadapi UN 2009 dapat lulus 100%.
Wah… Bapak/Ibu guru di sekolah juga pasti mempunyai jurus-jurus juga supaya bagaimana caranya siswa-siswi bisa lulus 100%, ada yang meminta muridnya belajar di rumah guru tersebut, dan banyak cara yang dilakukan oleh guru-guru tersebut. Sedangkan orangtua/walimuridnya juga mempunyai jurus yang sama agar anak-anak bisa mengikuti UN baik dan hasil UN lulusan 100%.
Menurut penulis Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peserta anak didik kita :
1. >Berdoa ; selalu mendekatkan diri kepada Allah (Shalat tetap waktu, perbanyak shalat-shalat sunnah)
2. Pada 1/3 malam bangun melakukan shalat tahajud, sesudah itu belajar mengerjakan soal-soal UN yang tekun.
3. Motivasi yang tinggi
4. Menjaga fisik /stamina
5. Pencil 2B
6. Dan lain-lain

16 April 2009

ANAK-ANAKMU


Untuk inspirasi kita bersama ….. analogikan orang tua sebagai guru ….. indah sekali dan sangat bermakna syair Khalil Gibran di bawah ini ……

ANAK-ANAKMU
(KHALIL GIBRAN)

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu,
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu

Meskipun mereka ada bersamamu, tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tidak pernah engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak panah yang hidup siap diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Sebuah Renungan

Kalau kita mencoba merenung sejenak dan melupakan semua kesibukan sehari-hari maka kita akan menyadari bahwa manusia jaman sekarang ini paling lama umurnya 80 tahun. Itupun sudah termasuk panjang umur.
Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat.
Kita menilai orang dari mobil, rumah, harta atau jabatannya dan bukan pribadi seseorang. Ini yang membuat kita menjadi orang yang egois, serakath, sombong, materialis dan membutakan hati nurani kita sendiri.
Masing-masing orang bersaing untuk saling melebihi dan pamer kekayaan, pamer rumah, pamer mobil dan lain-lain. Padahal itu semua hanya membuat orang yang tidak seberuntung kita menjadi
Untuk itu kita harus sadar dan ingat bahwa hidup ini tidak semata-mata mengejar uang, harta, jabatan, tapi yang utama hidup ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
itu semua membuat kita merasa puas, bahagia, rendah hati dan mempunyai empati terhadap orang yang tidak seberuntung kita. Rejeki kita tidak akan habis, malahan rejeki kita akan lancar dan tidak terputus bila kita mau membagi sebagian rejeki kita untuk orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan bantuan kita.
Marilah hidup ini kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.