19 Agustus 2008

Air Mata di hari "KEMERDEKAAN"

oleh : Bagus Suwandi
http://nagasakti.mervpolis.com/roller/Bagus/entry/air_mata_di_hari_kemerdekaan


Merdeka ........!

Saat membaca kata "merdeka" tentunya akan ada arti kata lain yakni "kemerdekaan". Kemerdekaan memiliki dua arti yakni :

  • Saat di mana sebuah negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya.
  • Saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi.

Apakah kita semua sudah merasakan salah satu dari arti kata tersebut?

Mungkin tulisan saya ini sedikit terlambat, namun saya memiliki alasan kenapa saya baru menulisnya. Banyak e-mail masuk dalam inbox saya, tidak tahu secara jelas dari mana mereka semua mengetahui dari mana alamat e-mail saya. Diantara dari beberapa isi e-mail tersebut yakni :

"kita semua sudah merdeka, namun kita kapan meresakan kemerdekaan tersebut secara lahiriah. Lahiriah saja belum apalagi batiniah ......."

"Kemerdekaan sudah lama, namun kenapa kami masih merasa belum merdeka, kami masih tertinggal.... masih terpuruk.... bahkan untuk pendidikan. Mohon sampaikan ke yang berwenang, karena saya tidak tahu siapa mereka ..... saya tahu anda ingin berjuang, Semoga Tanah Bumi Pertiwi ini mendukung tekat Anda jika memang benar....."

Lama saya merenung, apa arti dari semua ini? sampai malam ini saya mendapat kiriman foto yang saya tidak tahu dari siapa, hanya dapat dari sebuah alamat e-mail yang masuk di inbox.


Seperti tampak pada gambar di atas, begitu kontras suasana belajar yang dilakukan oleh generasi-generasi kita. Namun terlihat semangat yang tinggi yang mungkin tidak dimiliki oleh semua anak di Indonesia. Hanya satu niat yakni menggali ilmu sedalam-dalamnya tidak memperdulikan tempat bahkan kondisi, mereka tetap belajar dan belajar.

Saat saya melihat tayangan televisi di salah satu stasiun televisi swasta yang menayangkan kembali acara "100 hari Kebangkitan Nasional" di Istora Gelora "Bung Karno". Air mata saya berlinang secara tidak sadar. Terbayang perjuangan pahlawan-pahlawan pendahulu yang sangat berat untuk merebut kemerdekaan ini. Apalagi saat melihat acara yang notabene "penuh dengan hura-hura" peringatan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Tidakkah terfikirkah banyak saudara-saudara kita yang masih susah untuk mencari sesuap nasi, saudara-saudara kita yang masih dikerumuli dengan kebodohan, saudara-saudara kita yang masih berjuang bahkan hanya untuk kelangsungan hidup keluarganya. Walaupun memang hidup itu adalah perjuangan.

Seakan-akan pikiran saya tidak sanggup lagi memikirkannya saat teringat dengan saudara-saudara kita yang ada di wilayah timur. Yang mungkin sangat kurang mendapat perhatian dari wakil-wakil kita yang duduk di kursi empuk nan nyaman di pemerintahan sana.

Mungkin yang saya dapat lakukan adalah hanya berjuang demi mereka dan Indonesia ke depannya. Berusaha mengevaluasi diri dan memperbaiki diri. Berjuang bersama teman-teman dan orang-orang disekitar demi kebaikan nan meningkat. Harapan saya

"Para Bapak dan Ibu yang berada di Pemerintahan

kami mohon dukungan, kami mohon bimbingan

hanya dengan dukungan dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu lah

kami merasa percaya bahwa Bapak-bapak dan Ibu-ibu

masih memikirkan kami, jangan buat kesenjangan sosial yang makin curam

tulus dan rendah hati kami memohon"

Tidak ada komentar: